Messi di Paris Gagal?

by:WindyStats1 minggu yang lalu
399
Messi di Paris Gagal?

Apakah Masa Messi di Paris Kegagalan?

Mari kita singkirkan kebisingan: dua gelar Ligue 1 dalam dua musim? Itu bukan kegagalan — itu konsistensi. Dan tidak, ini bukan ‘mudah’; PSG bahkan kehilangan gelar sebelum Messi datang. Narasi bahwa ‘Paris mudah’ hanya berlaku jika Anda abaikan fakta mereka sedang mengejar relevansi setelah masa sulit.

Data menunjukkan, Messi datang ke Paris bukan untuk glamor — tapi struktur, stabilitas, dan sepak bola kompetitif di bawah tekanan. Dan dia berhasil.

Mitos Peran: Dia Bukan Raja, Tapi Tetap Penting

Di sinilah banyak fans salah paham: menyebut Messi sebagai penendang penalti ketiga bukan bentuk penghinaan — itu realitas. Di Paris, Mbappé nomor satu. Neymar nomor dua. Hanya saat keduanya absen, Messi mendapat peluang penalti.

Tapi saya tanya: berapa pemain yang mau berada di posisi seperti ini? Tidak ada yang akan protes karena menjadi bagian dari skuad hebat seperti ini.

Dan ya — dia harus berbaring saat tendangan bebas. Itu terjadi ketika tim punya talenta elit dan butuh perlindungan dari chaos.

Membandingkan Buah yang Berbeda: Ronaldo vs Messi di Eropa

Orang suka membawa Ronaldo ke debat ini — tapi inilah kenyataan dingin: Ronaldo selalu #1 di mana pun dia pergi. United? Pemain utama. Juventus? Pemain utama hingga akhir karier. Al Nassr? Sama saja.

Messi di Paris tidak main seperti itu — dan itu tidak membuatnya kurang berharga.

Dia tetap pemain paling berbahaya saat fit, tetap mengatur permainan dengan presisi di bawah tekanan, dan tetap membawa Argentina melalui turnamen global sambil memberikan kontribusi domestik.

Data menunjukkan, selama masa di PSG, ia mencatat lebih dari 30 gol dan assist dalam semua kompetisi per musim — memperkuat nilai dirinya melampaui statistik biasa.

Budaya Menyalahkan: Mengapa Kita Selalu Salah Soal Sukses?

Ya — jika Argentina kalah atau PSG tersingkir awal Eropa… kita salahkan Messi lagi? Sungguh?

tidak menyalahkan Ramos karena Real Madrid kalah dari Ajax tahun 2018 karena dia tak mencetak enam gol dalam satu pertandingan!

tapi kita lakukan hal serupa setiap kali seseorang gagal padahal punya sumber daya super dan ekspektasi tinggi.

cukup adil untuk mengharapkan kesempurnaan dari siapa pun dalam tekanan semacam itu – apalagi dari orang yang sudah mengubah sepak bola selamanya di Barcelona.

Kesimpulan Akhir: Dua Gelar Sudah Cukup — Terutama Jika Anda Bukan #1 Secara Kertas — jelas bukan kegagalan.

WindyStats

Suka95.58K Penggemar2.64K

Komentar populer (1)

ElTaticoDelFútbol
ElTaticoDelFútbolElTaticoDelFútbol
4 hari yang lalu

¿Fracaso? ¡Ni de broma!

Dos títulos en dos temporadas y nadie se acuerda de que antes perdían la liga como si fuera un partido de fútbol sala.

El rey del segundo plano

Que no le dieran penaltis no es una ofensa… ¡es un honor! Estar detrás de Mbappé y Neymar es como ser el segundo plato en una parrillada argentina: todos quieren el primer corte, pero tú tienes el mejor sabor.

Ronaldo vs Messi: comparación imposible

Ronaldo fue siempre el número uno… pero Messi llegó a París para ser el más peligroso, no el más visible. Y lo logró con datos que hasta el juez de línea se sorprendió.

¿Por qué siempre culpamos al héroe?

Si Argentina pierde, ¿a quién le echamos la culpa? ¡A Messi! Pero si Real Madrid pierde contra Ajax… ¿a Ramos? ¡No! Solo los locos buscan culpables cuando hay presión real.

¿Y vosotros? ¿Creen que dos títulos en París son poco? ¡Comenten antes de que vuelva el mal humor del estadio!

695
75
0
La Liga ID